mahasiswa teladan?
telatan iya.
berprestasi akademis?
jelas... IPK 2,3 itu lumayan. #lumayan menyedihkan
presiden direktur?
ah, presiden kampret. perusahaan bikin sendiri. gimana ga jadi direktur.
saya merasa sangat berprestasi untuk 2 hal kecil:
1. berhasil menidurkan zidan dalam gendongan ku
2. punya rumah dan isinya dari hasil sendiri. walaupun masih kontrakan, tapi ini bukan warisan.
Sunday 15 December 2013
sebuah pedang katana yang sempurna dibuat dengan tumpukan besi yang ditempa, dibakar, ditumpuk besi, dibakar lagi, ditempa lagi, kemudian ditumpuk besi lagi dan begitu seterusnya, hingga ditemukan kepadatan dan komposisi yang pas.
maka tidak heran jika sebatang pedang katana yang dimiliki seorang samurai beratnya bisa berkilo-kilo.
dibakar dan ditempa itu merupakan proses yang sangat tidak mengenakkan bukan?
ya, jelas sangat tidak mengenakkan!
tapi bukankah hasil dari tempaan dan pembakaran itu memberikan kesempurnaan hasil dari sebuah mahakarya.
katana. pedang kaum samurai yang mendunia..
lalu bagaimana dengan mental?
banyak orang tua yang merasa sudah genap kewajibannya ketika mampu memberi fasilitas yang genap juga atas kebutuhan anak.
pak minta duit! nyah se-juta
minta motor! nyah kawoskaki ninja
butuh apa lagi? nih nih nih... yang penting kamu lulus dengan nilai yang bagus.
luar biasa... ini pengkerdilan cara berpikir yang luarbiasa.
bentuk mental seperti apa sih yang sedang dan akan di bangun oleh para orang tua hari ini?
yang ketika mencuci saja sudah bermesin, tapi setrika nya masih meminta orang lain.
yang memasak saja sudah ber-pembantu, lalu mengganti celana si kecil saja pura pura tidak tau.
bentuk mental seperti apa sih yang sedang dan akan di bangun oleh para orang tua zaman sekarang?
yang ketika anak main di tanah sebentar saja sudah diteriaki kotor dan kuman.
yang ketika anak mengeluh sedikit saja tapi orang tua nya yang kelabakan. dengan dalih semua kebutuhan anak harus keturutan. supaya beratnya hidup si bapak ibu masa lalu tidak perlu lagi anak rasakan. padahal sesi sesi beratnya hidup itulah yang sejatinya perjuangan. yang harus orang tua kepada anak turunkan.
apa hebatnya anak penurut... mengangguk tanpa perlawanan. mengerjakan tanpa pemahaman.
seperti berjalan tanpa landasan. fisiknya bergerak. tapi jiwanya stag.
mental pemuda hari ini. mental fasilitas. mental instan.
Saturday 14 December 2013
kita sering mendengar bahwa sebaik baiknya ilmu adalah ilmu yang bisa bermanfaat bagi orang lain.
lalu bagaimana jika ada ilmu yang baik namun belum memberi manfaat, atau malah belum bisa tersampaikan dengan cara yang sederhana dan dapat dimengerti?
itu lah ilmu yang tinggi namun bodoh. sebodoh bodohnya ilmu adalah ilmu yang tidak bermanfaat, bahkan tersampaikan pun tidak.
juguran syafaat hari ini. edisi desember 2013.
the power of process. itu tema yang harus saya olah.
materi sudah terssusun rapi dari hulu ke hilir.
tapi apa yang bisa disampaikan dihadapan para mbah mbah yang hadir?
ya, mbah mbah. siapa yang sangka bintang tamu sekaligus audience malam ini para mbah mbah dari sumbang dan kebasen...
apa bisa dimengerti jika saya sampaikan vibrasi? macro cosmos - micro cosmos?
pertemuan hari ini hanya semakin membuktikan bahwa kecerdasan tidak bisa ditakar hanya dari kemampuan seseorang berbicara dihadapan para intelek. kecerdasan telek lah itu namanya.
cerdas itu harusnya mampu menyederhanakan ilmu yang rumit. lalu mampu menyampaikannya kepada semua kalangan. termasuk fisika kuantum untuk mbah mbah...
cerdas itu harusnya mampu menyederhanakan ilmu yang rumit. lalu mampu menyampaikannya kepada semua kalangan. termasuk fisika kuantum untuk mbah mbah...
Monday 2 December 2013
mimpi apa?;
komunitas "kurang berpendidikan" di tempat ini akan mampu dan terus bersinergi, membangun segalanya bersama. bisnis, pemikiran, budaya, bangsa.
membangun bisnis, ini terlihat real.
tapi membangun pemikiran, budaya dan bangsa, ini terlihat seperti sebatas klise bagi yang sudah berumahtangga.
dan kenapa tempat ini menjadi surga bagi para "pemikir", pemuda yang berpikir.
namun seakan akan menjadi neraka yang harus dijauhkan agar tidak lagi memikirkan apa itu berpikir, apa itu budaya, apa itu bangsa?
dengan dalil "hidup mu disini, ini pilihan, ada konsekuensi"
lalu tidak bisa kah kita meng-kolaborasi dan meng-elaborasi keduanya?
karena;
saya memimpikan kita semua akan tetap menjadi rekan yang solid. dan kesolidan itu akan menjadi semakin solid bila nanti telah berkeluarga. lalu kesolidan yang sudah solid itu akan menjadi semakin solid solid dan solid lagi ketika telah ber-anak.
saya memimpikan kita tinggal disatu komplek dengan tempat yang saling berdekatan, hingga bisa bertukar ide dan pemikiran kapan saja tanpa harus meninggalkan keluarga.
saya memimpikan si kecil yang sedang tumbuh dewasa ini kelak mampu berpikir lebih tajam daripada ayahnya dengan saling belajar dari rekan rekan ayahnya.
saya memimpikan si cantik yang di ikat dengan nikah ini akan juga berkolaborasi dengan isteri isteri dari rekan rekan suaminya.
saya bermimpi, mimpi ini tidak hanya berhenti sebatas mimpi.
yang salah;
merumus tentang berpikir, tentang budaya, tentang bangsa, bukanlah sebuah kesalahan. tapi yang salah adalah ketika kita memikirkan "linkaran luas", namun telah melupakan "titik kecil" yang menjadi tumpuan pusat "lingkaran".
"lingkaran itu tidak akan mampu melingkar dengan sempurna sebelum menguatkan titik tumpu si jarum jangka"
ku sadari kesalahan ku.
dan sekarang, mau kah kau membantu ku mewujudkan mimpi ku?
yang menurut ku penting, belum tentu penting menurut mu.
yang menurut mu penting, belum tentu penting menurut ku.
yang baik adalah:
ketika aku memahami kepentingan mu, dan kau memahami kepentingan ku.
aku mengerti kepentingan mu, maka ku akomodir itu.
kamu mengerti kepentingan ku, maka kau akomodir itu.
bukannya saling menuntut agar kepentingan yang penting bagi lain pihak namun tidak penting bagi diri sendiri itu harus di hapus dari bab kepentingan bersama.
karena kita tidak dilahirkan dengan ego.
karena kita dilahirkan dengan cinta. tumbuh dengan cinta. bercinta dengan cinta. dan mati dengan cinta.
aku mencintai mu, maka ku akomodir kepentingan mu...
ku harap kau pun begitu.
terkecuali jika kepentingan mu masih ku abaikan
yang menurut mu penting, belum tentu penting menurut ku.
yang baik adalah:
ketika aku memahami kepentingan mu, dan kau memahami kepentingan ku.
aku mengerti kepentingan mu, maka ku akomodir itu.
kamu mengerti kepentingan ku, maka kau akomodir itu.
bukannya saling menuntut agar kepentingan yang penting bagi lain pihak namun tidak penting bagi diri sendiri itu harus di hapus dari bab kepentingan bersama.
karena kita tidak dilahirkan dengan ego.
karena kita dilahirkan dengan cinta. tumbuh dengan cinta. bercinta dengan cinta. dan mati dengan cinta.
aku mencintai mu, maka ku akomodir kepentingan mu...
ku harap kau pun begitu.
terkecuali jika kepentingan mu masih ku abaikan
Subscribe to:
Posts (Atom)